MARABAHAN – Penjabat Bupati Barito Kuala (Batola), Mujiyat, memberikan penghargaan kepada 57 individu sebagai bentuk apresiasi atas kinerja mereka dalam mengatasi stunting. Penghargaan ini diberikan kepada camat, ahli gizi, kepala puskesmas, kepala desa, penyuluh KB, kader BKD, bidan, perwakilan perusahaan, ketua organisasi, serta satuan tugas (satgas) TPPS.
Menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di Batola, prevalensi stunting telah turun signifikan dari 33,6% pada tahun 2022 menjadi 15,9%. Ketua TPPS Batola, Zulkipli, mengungkapkan bahwa pada tahun 2022, Batola berada di peringkat ke-13 tertinggi untuk kasus stunting di Kalimantan Selatan. “Kini kita dapat membanggakan diri karena Batola berada di posisi kedua dalam hal penurunan stunting terbanyak di Kalimantan Selatan,” ujarnya pada Jumat (17/5/2024).
Zulkipli menambahkan bahwa target tahun 2024 adalah menurunkan angka stunting di Batola hingga 14%. Untuk mencapai target ini, ia mendorong seluruh elemen untuk berkomitmen penuh. “Peran SKPD sangat penting, mulai dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) yang membuat rumah layak huni hingga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yang menyediakan akses air bersih,” jelasnya.
Zulkipli juga memberikan beberapa saran strategis, seperti membangun kesadaran masyarakat dan mengadakan rapat koordinasi baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan. “Dalam rapat tersebut, kita bisa berdiskusi tentang langkah-langkah yang akan diambil dan menyusun rencana aksi. Peran camat dan forkopimcam sangat membantu dalam memastikan proses penimbangan berjalan tertib,” tambahnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Batola, Mujiyat, menyampaikan apresiasi kepada Ketua TPPS Sekda Batola yang berhasil memimpin TPPS sehingga mampu menurunkan prevalensi stunting. “Mengapa kita menggunakan tagline BISA? Itu adalah semangat yang kita rasakan. Tidak ada pekerjaan yang sulit jika kita kerjakan bersama-sama. Hari ini, Batola bergerak cepat menurunkan angka stunting,” pungkasnya. rel/adv