Jakarta – Pada triwulan I/2022, Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatat pergerakan peti kemas di 27 terminal yang dikelola perseroan mencapai 2,67 juta teus. Jumlah tersebut naik sekitar 6,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 yang tercatat sebanyak 2,50 juta teus. Arus peti kemas tersebut terdiri dari 1,85 juta teus peti kemas domestik dan 822 ribu peti kemas internasional
“Arus peti tersebut merupakan konsolidasi dari 15 terminal peti kemas dan 7 anak perusahaan di bawah pengelolaan perseroan. Lima belas terminal peti kemas tersebut adalah TPK Belawan, TPK Perawang, TPK Semarang, TPK Nilam (Surabaya), TPK Banjarmasin. Selanjutnya TPK Tarakan, TPK Pantoloan, TPK Bitung, TPK Kendari, Makassar New Port, TPK Makassar, TPK Kupang, TPK Ambon, TPK Sorong, dan TPK Jayapura,” kata Corporate Secretary SPTP, Widyaswendra dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (13/4/22).
Sementara 7 anak perusahaan yakni PT Terminal Petikemas Surabaya, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, PT IPC Terminal Peti Kemas, PT Terminal Teluk Lamong, PT Kaltim Kariangau Terminal, PT Prima Terminal Petikemas dan PT Prima Multi Terminal.
“Arus peti kemas domestik maupun peti kemas internasional pada triwulan pertama tahun 2022 sama-sama mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021, untuk peti kemas domestik mengalami kenaikan 4% sementara untuk peti kemas internasional mencapai 13%,” tambahnya.
Perseroan menargetkan arus peti kemas pada tahun 2022 sebanyak 11.641.285 TEUs. Pihaknya optimis target dapat tercapai seiring sejumlah pembenahan yang dilakukan di terminal peti kemas. Pembenahan dimaksud meliputi standardisasi dan digitalisasi bisnis proses, peningkatan kompetensi bagi pekerja dan juga TKBM, serta peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal.
“Standardisasi yang kami lakukan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas yang berdampak pada percepatan waktu singgah kapal di terminal (port stay) sehingga kapal dapat segera berlayar dan diharapkan dapat memangkas biaya logistik,” lanjutnya.
Sementara itu Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur, Hengky Pratoko memprediksi kenaikan jumlah volume muatan selama bulan ramadan dari Pelabuhan Tanjung Perak menuju sejumlah wilayah di luar Pulau Jawa mencapai 15 persen. Kenaikan tersebut tak lepas dari meningkatnya kebutuhan masyarakat saat ramadan maupun Idul Fitri yang sebagian besar muatan tersebut berisikan bahan kebutuhan pokok.
“Pengiriman barang untuk kebutuhan ramadan dan idul fitri biasanya sudah mulai meningkat sejak 2 bulan sebelum hari raya, ini dilakukan untuk menjaga ketersedian barang-barang kebutuhan masyarakat,” terangnya.
Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Yayat Cadarajat menilai kebijakan pemerintah terkait mudik akan meningkatkan konsumsi di daerah tujuan. Dengan demikian maka perputaran uang juga akan berbanding lurus dengan jumlah konsumsi masyarakat. Pihaknya berharap ramadan dan Idul Fitri tahun ini dapat membantu mendongkrak perekonomian suatu daerah.
“Mobilitas masyarakat akan menambah tingkat konsumsi, semoga hal ini dapat mendongkrak perekonomian kita pada triwulan kedua tahun 2022,” pungkasnya.
Maulida