Banjarmasin, pojokindonesia.com – Landasan pacu Bandar Udara (Bandara) Syamsudin Noor yang ada sekarang panjangnya hanya 2.500 meter atau 2,5 kilometer. Dengan panjang hanya seukuran itu, menyebabkan pesawat-pesawat besar susah mendarat.
“Terkait hal itu, kita segera akan bicarakan dengan PT Angkasa Pura. Pada prinsipnya Pemerintah Provinsi dan DPRD Kalsel siap bekerja sama dengan PT Angkasa Pura,” kata Ketua Komisi III DPRD Kalsel, Apt Mustaqimah SFarm MSi kepada pojokindonesia.com dan sejumlah awak media lainnya, Rabu (8/1/2025).
Menurut politisi Partai NasDem ini, demi kepentingan publik, kepentingan layanan atas masyarakat Kalsel yang sangat memerlukan kenyamanan penerbangan tersebut, pihaknya siap memperjuangkan.
“Apalagi sebagaimana kita ketahui, intensitas penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru sangat padat oleh jamaah haji dan jamaah umroh sepanjang tahun,” sebutnya didampingi Anggota Komisi III lainnya, H Mustohir Amin.
Jamaah umroh dari Kalsel, tambahnya, yang terbanyak se-Indonesia, dan mereka sangat menginginkan penerbangan langsung ke Jeddah atau Madinah, tanpa transit ke Surabaya atau Jakarta.
Mustohir menambahkan, pihaknya telah mendapat informasi dari Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Ir Roy Rizali Anwar MT, pekerjaan pembangunan perpanjangan landasan pacu Bandara Syamsudin Noor bisa fifty-fifty. “Pemprov bisa mengerjakan 50 persen dan PT Angkasa 50 persen,” imbuhnya.
Itulah, lanjut Haji Imus, panggilan akrabnya, yang akan digodok bersama dengan pihak Pemprov Kalsel anggarannya. “Mudah-mudahan di tahun 2025 ini pada APBD-P bisa diangarkan untuk pembangunan perpanjangan landasan pacu sepanjang 500 meter tersebut,” harap Haji Imus yang juga Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR Kalsel tersebut.
Dia harapkan pesawat-pesawat mancanegara maupun pesawat-pesawat domestic ukuran besar bisa mendarat di Bandara Syamsudin Noor. (Kha)