Berita

Perinasia Kalsel Soroti Prematuritas, Dorong Edukasi Sejak Masa Kehamilan

×

Perinasia Kalsel Soroti Prematuritas, Dorong Edukasi Sejak Masa Kehamilan

Share this article
Perinasia Kalsel Soroti Prematuritas, Dorong Edukasi Sejak Masa Kehamilan

Marabahan – Prematuritas masih menjadi penyumbang utama angka kematian bayi di Indonesia. Melihat urgensi tersebut, Perinasia (Perkumpulan Perinatologi Indonesia) Cabang Kalimantan Selatan menggelar seminar dan bakti sosial bertema “Kupas Tuntas Prematuritas Sejak Intrauterin hingga Pascapersalinan” di Marabahan, Barito Kuala, Sabtu (17/5/2025).

Kegiatan ini menghadirkan para dokter spesialis kebidanan, anak, bidan, perawat, psikolog, serta masyarakat umum. Hadir pula Bupati Barito Kuala, Bahrul Ilmi, yang memberikan apresiasi terhadap kegiatan edukatif tersebut.

Ketua Perinasia Kalsel, dr. Pudji Andayani, Sp.A Subsp. Neo, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas tenaga kesehatan serta keluarga dalam menangani kasus kelahiran prematur.

“Kami ingin meminimalisir risiko psikologis pada ibu dan mendukung perawatan optimal bagi bayi prematur, baik secara medis maupun secara sosial,” kata dr. Pudji.

Kegiatan terbagi menjadi dua bagian: seminar ilmiah secara daring untuk kalangan medis dan sesi edukasi langsung serta bakti sosial untuk masyarakat umum. Dalam sesi edukasi, ditampilkan pula testimoni keluarga yang pernah merawat bayi prematur.

Ketua Pelaksana, dr. M. Robbyanoor A.R, Sp.OG Subsp. H.FM, M.Kes, menambahkan bahwa penting bagi seluruh pihak—terutama tenaga kesehatan dan keluarga—memahami langkah-langkah penanganan prematuritas sejak masa kehamilan.

“Prematuritas bisa diminimalisir melalui deteksi dini, konseling yang tepat, serta intervensi medis seperti pemberian progestin dan perawatan Kangaroo Care,” jelas Robbyanoor.

Menurut data yang dikutip dari WHO, komplikasi akibat kelahiran prematur masih menjadi penyebab kematian neonatal terbesar dan penyebab kematian kedua anak usia di bawah lima tahun.

Bayi yang lahir sebelum waktunya cenderung mengalami gangguan pernapasan, infeksi, hingga komplikasi neurologis. Tanpa perawatan yang tepat, mereka yang selamat pun berisiko mengalami kecacatan seumur hidup.

Perinasia Kalsel juga menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif, dukungan keluarga, serta edukasi psikologis kepada ibu selama masa nifas agar proses menyusui dan perawatan bayi berjalan optimal.

Peran pasangan dan keluarga besar dianggap sangat krusial dalam membantu ibu menjalani masa kehamilan hingga pascapersalinan.

“Ibu tidak hanya membutuhkan dukungan verbal, tetapi juga keterlibatan dalam pengambilan keputusan serta dukungan fisik dan emosional saat menyusui,” ujar dr. Pudji.

Penerapan metode Kangaroo Care juga dianjurkan untuk bayi dengan berat lahir rendah, karena terbukti meningkatkan suhu tubuh, pernapasan, dan ikatan emosional antara ibu dan bayi.

Melalui kegiatan ini, Perinasia Kalsel berharap dapat menciptakan wadah edukatif yang berkelanjutan, baik untuk tenaga medis maupun masyarakat umum.

“Kami ingin membangun ruang diskusi yang nyaman dan solutif, agar semua pihak merasa terlibat dalam menurunkan angka kematian akibat prematuritas,” pungkas dr. Pudji.

Kegiatan ini menjadi salah satu upaya konkret dalam mendukung target nasional untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup generasi masa depan sejak dini. rel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *