Gowa – Presiden Joko Widodo resmikan Bendungan Karalloe yang dikerjakan Nindya pada selasa (23/11) yang berlokasi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Secara simbolik peresmian Bendungan Karalloe ditandai dengan prosesi pemutaran roda pintu air (hollow jet valve) oleh presiden sebagai tanda dimulainya pengairan irigasi ke lahan pertanian sekaligus pengurangan volume bendungan dalam rangka mengantisipasi dampak La Nina.
Proyek yang digagas oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Dirjen SDA Kementerian PUPR) tersebut memiliki beragam manfaat besar bagi masyarakat sekitar bendungan antara lain sebagai irigasi yang mampu mengairi 7.000 hektare lahan pertanian di daerah sekitar, suplai air baku sebesar kurang lebih 440 liter per detik, pembangkit listrik mikrohidro 4,5 Megawatt, reduksi banjir 549 hekatre menjadi 279 hekatre atau sebesar 49 persen, konservasi sumber daya air hingga potensi pengembangan pariwisata.
Acara peresmian ini turut dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto Direktur Utama PT Nindya Karya (Persero), Haedar A. Karim dan Direktur Produksi Produksi & HSE, Firmansyah serta pejabat provinsi dan kabupaten setempat diantaranya Plt. Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaeman, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar serta pihak – pihak terkait lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, selain meresmikan Presiden Joko Widodo juga melakukan beberapa rangkaian kegiatan yaitu penandatanganan prasasti dilanjutkan dengan meninjau beberapa area bendungan serta papan informasi bendungan, melepaskan bibit ikan dan menyempatkan berdiskusi dengan beberapa petani. Presiden juga menyempatkan untuk menyapa warga sekitar yang antusias dengan kedatangan pemimpin negara.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan manfaat besar yang akan dirasakan masyarakat dengan hadirnya bendungan ini. “Tujuh ribu, sekali lagi tujuh ribu hektar, sebuah keluasan yang sangat besar sekali. Sehingga dengan adanya Bendungan Karalloe ini, petani yang sebelumnya hanya panen padi sekali, palawija sekali nanti Insya Allah bisa dua kali panen padi dan sekali palawija sehingga bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi petani”.
Bendungan Karalloe sendiri merupakan bendungan kesembilan dari limabelas bendungan yang akan diresmikan di tahun 2021. Bendungan Karalloe yang memiliki kapasitas tampung 40,53 juta meter kubik dengan luas genangan 248,50 hektare.
“Bendungan ini dibangun sejak 2013. Setelah selesai proses pembebasan lahan pada 2017 konstruksinya dapat dimulai dan Alhamdulillah bisa selesai”, kata Menteri Basuki.
Nindya senantiasa memberikan kinerja terbaiknya dalam menghasilkan infrastruktur berkualitas sehingga mampu memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat sesuai dengan tujuan dan harapan pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah.