Berita

Wawancara dengan Pemimpin Redaksi banuaterkini.com Mengenai Kematian Juwita

×

Wawancara dengan Pemimpin Redaksi banuaterkini.com Mengenai Kematian Juwita

Share this article
Wawancara dengan Pemimpin Redaksi banuaterkini.com Mengenai Kematian Juwita

Kalangan jurnalis di Banjarbaru berduka atas meninggalnya Juwita (25), seorang wartawati yang ditemukan tak bernyawa di tepi jalan kawasan Gunung Kupang, Kota Banjarbaru, pada Sabtu (22/3/2025) sore.

 

Juwita, yang bekerja sebagai reporter di Newsway.co.id, dikenal sebagai sosok yang aktif dalam peliputan di wilayah Banjarbaru. Kepergiannya yang mendadak mengejutkan banyak pihak, termasuk Pemimpin Redaksi banuaterkini.com, Muhammad Suriani Shiddiq, S.Ag. M.Si, Ph.D,.

 

Berikut petikan wawancara pojokindonesia.com Aulia Ramadhan dengan Muhammad Suriani Shiddiq, yang juga menjabat Dewan Pembina Serikat Media Siber Indonesia Kalimantan Selatan (SMSI).

Wartawan: Terima kasih atas waktunya, Pak. Bisa Anda ceritakan sedikit tentang siapa Juwita di mata Anda?

Pemimpin Redaksi Banuaterkini.com: Terima kasih kembali. Juwita adalah seorang jurnalis muda yang penuh semangat dan dedikasi. Saya cukup mengenalnya, bukan hanya sebagai rekan seprofesi tetapi juga karena dia pernah menjadi mahasiswa saya di salah satu mata kuliah komunikasi yang saya ampu. Dari dulu, saya melihatnya sebagai sosok yang cerdas, kritis, dan selalu ingin belajar lebih banyak.

Wartawan: Bagaimana perasaan Anda ketika mendengar kabar duka ini?

Pemimpin Redaksi Banuaterkini.com: Jujur, saya sangat terkejut dan berduka. Kepergian Juwita begitu mendadak dan penuh tanda tanya. Dia masih muda, punya masa depan yang cerah, dan rencananya bahkan akan menikah dalam waktu dekat. Informasi dari pihak keluarga menyebutkan bahwa dia telah mengagendakan pernikahan dengan seorang anggota TNI AL. Ini menambah kesedihan karena dia pergi sebelum mewujudkan impian pribadinya.

Wartawan: Kasus ini masih dalam penyelidikan, namun ada beberapa spekulasi, mulai dari kecelakaan tunggal, pembegalan, hingga dugaan penganiayaan. Bagaimana pandangan Anda mengenai hal ini?

Pemimpin Redaksi Banuaterkini.com: Saya pikir yang paling penting saat ini adalah menuntut transparansi dalam penyelidikan. Ada beberapa kejanggalan yang perlu diperjelas. Misalnya, bagaimana bisa seorang wartawan ditemukan dalam kondisi yang mengundang tanda tanya, tanpa identitas dan barang-barangnya? Jika benar ini kecelakaan, apakah ada bukti yang cukup mendukung teori tersebut? Jika ada unsur kriminal, maka kita harus memastikan pelakunya ditemukan dan keadilan ditegakkan.

Wartawan: Apakah menurut Anda ada kemungkinan bahwa kematian Juwita berkaitan dengan profesinya sebagai jurnalis?

Pemimpin Redaksi Banuaterkini.com: Kita tidak bisa menutup kemungkinan tersebut. Seorang jurnalis bekerja di lapangan, mencari informasi, dan kadang menulis hal-hal yang mungkin tidak disukai oleh pihak tertentu. Kita tahu bahwa di beberapa kasus, jurnalis bisa menjadi target ketika memberitakan sesuatu yang sensitif. Namun, saya tidak ingin berspekulasi lebih jauh. Yang jelas, kasus ini harus diungkap dengan tuntas.

Wartawan: Jika melihat dari perspektif intelejen, bagaimana analisis Anda terhadap kasus ini?

Pemimpin Redaksi Banuaterkini.com: Jika kita menganalisis kasus ini dari sudut pandang intelejen, ada beberapa elemen yang harus diperhatikan. Pertama, modus operandi dari kejadian ini. Jika benar kecelakaan, harus ada bukti konkret yang menunjukkan itu, seperti rekaman CCTV, saksi mata, atau hasil forensik yang tidak bisa terbantahkan. Namun, jika kita melihat dari dugaan kriminal seperti pembegalan atau penganiayaan, maka ada beberapa pertanyaan yang perlu diajukan. Apakah ada motif yang lebih besar di balik ini? Apakah Juwita memiliki informasi tertentu yang berpotensi membahayakan pihak tertentu?

Kedua, pola dalam kasus serupa. Jika kasus ini mengandung elemen penghilangan jejak atau upaya membungkam seseorang, maka aparat perlu menyelidiki apakah ada pola serupa yang terjadi sebelumnya di wilayah ini atau dalam dunia jurnalistik secara umum.

Ketiga, faktor hubungan personal. Dengan rencana pernikahannya dengan seorang anggota TNI AL, tidak bisa diabaikan kemungkinan bahwa ada faktor lain yang berkaitan dengan hubungan personal atau profesional yang perlu ditelusuri lebih jauh.

Berdasarkan analisis ini, saya mendorong pihak kepolisian untuk tidak hanya melihat kasus ini sebagai insiden biasa, tetapi juga mempertimbangkan kemungkinan keterlibatan pihak tertentu yang memiliki kepentingan. Penyelidikan yang lebih mendalam dengan pendekatan forensik, digital, dan intelejen perlu dilakukan agar tidak ada fakta yang terlewat.

Wartawan: Apa harapan Anda terhadap kepolisian dan pihak berwenang dalam menangani kasus ini?

Pemimpin Redaksi Banuaterkini.com: Saya berharap penyelidikan ini dilakukan secara transparan, profesional, dan tanpa ada tekanan dari pihak mana pun. Kami, sebagai komunitas jurnalis, akan terus mengawal kasus ini sampai benar-benar jelas apa yang terjadi pada Juwita. Keadilan bukan hanya untuk keluarga dan sahabatnya, tetapi juga untuk dunia jurnalistik yang membutuhkan kepastian bahwa kami bisa bekerja dengan aman.

Wartawan: Apakah ada pesan yang ingin Anda sampaikan terkait kejadian ini?

Pemimpin Redaksi Banuaterkini.com: Saya ingin menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga Juwita. Saya juga ingin mengajak seluruh rekan jurnalis untuk tetap solid dan mendukung proses pengungkapan kasus ini. Kita harus memastikan bahwa setiap jurnalis bisa bekerja tanpa rasa takut dan mendapatkan perlindungan yang semestinya. Juwita adalah seorang yang berdedikasi, dan kita tidak boleh membiarkan kasusnya berlalu begitu saja tanpa kejelasan.

Aulia Ramadhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *